Mahasiswi Unila Ikut PPAP 2023, Siap Berkontribusi untuk Indonesia

Bandar Lampung – Sebagai generasi muda, kita memiliki potensi besar untuk menjadi bonus demografi Indonesia di tahun 2030. Namun, potensi itu tidak akan terwujud tanpa usaha dan proses yang dilakukan sejak dini.

Salah satu cara untuk menggali potensi diri adalah dengan mengikuti program-program yang dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan. Di antara program tersebut, yakni Pertukaran Pemuda Antar-Provinsi (PPAP).

PPAP merupakan program Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan budaya, meningkatkan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempersatukan bangsa, serta menjadi agen perubahan sosial di tengah keragaman masyarakat Indonesia melalui tangan pemuda-pemudi antarprovinsi.

Salah satu mahasiswi yang beruntung mendapatkan kesempatan ini adalah Sindi Kurniawati, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) angkatan 2021. Ia terpilih sebagai peserta PPAP 2023 yang akan dihelat mulai 3 Juli-3 Agustus 2023, di kabupaten Pelalawan, Riau.

Sindi sangat bersemangat mengikuti program yang ia nantikan sedari awal masuk perkuliahan. Ia ingin memanfaatkan ilmu yang diperolehnya di kampus melalui aksi nyata di daerah penempatannya. Ia juga antusias mempelajari beragam hal seperti budaya, bahasa, adat istiadat, dan kearifan lokal daerah tujuannya.

Sindi tidak sendirian dalam perjalanannya. Ia mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, teman-teman, dispora kabupaten dan provinsi, hingga pihak lain yang selalu memberinya semangat dan doa. Ia pun berharap, dapat berbagi ilmu dan pengalaman dengan pemuda-pemudi lainnya yang ikut serta pada program PPAP.

PPAP 2023 mengusung tema “Membangun Harmoni Mewujudkan Pemuda Unggul”. Tema ini sejalan dengan visi Sindi menjadi pemuda Indonesia berkarakter mandiri, unggul, berdaya saing, sekaligus berjiwa kepeloporan, peduli, dan memiliki semangat gotong-royong dalam bingkai kearifan lokal.

Sindi juga menyadari beberapa daerah di kabupaten Pelalawan masih menghadapi masalah stunting dan tertinggal dalam hal pendidikan. Ia berencana memberikan edukasi dan bantuan terkait isu ini.

“Saya mengajak para pemuda daerah setempat untuk berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK dalam mengatasi masalah stunting dan pendidikan yang masih terbelakang. Dengan demikian, kendala yang ada dapat berkurang,” ujarnya.

Bagi Sindi, PPAP merupakan wadah untuk belajar melihat kondisi riil masyarakat dan cara kerja pemerintahan. Ia ingin menggali semua potensi yang dimilikinya sekaligus menambah pengalaman.

“Pengalaman ni membuka pintu baru, memperluas cakrawala, dan memberikan pelajaran berharga yang akan membentuk diri saya sebagai individu lebih baik,” katanya.

Sindi berpesan kepada generasi muda lainnya agar menjadi pribadi yang terbuka terhadap perbedaan, mampu menggali potensi diri, dan berkarya untuk Indonesia. Ia meyakini, dengan semangat dan kerja sama yang baik, dapat menciptakan Indonesia yang lebih baik. (*)