BANDARLAMPUNG – Universitas Lampung (Unila) menerima kehadiran mahasiswa berusia 21 tahun asal Kabul, Afghanistan, bernama Muzamil Kakar.
Muzamil merupakan mahasiswa yang memiliki semangat tinggi dalam menciptakan perubahan positif bagi lingkungannya. Ia memilih Indonesia sebagai tujuan studinya karena kekayaan warisan budaya, populasi yang beragam, dan banyaknya peluang tersedia.
Muzamil menjelaskan, alasan memilih Indonesia sebagai destinasi pendidikannya yakni karena Indonesia merupakan negara mayoritas muslim terbesar yang menawarkan pengalaman pribadi dan budaya berharga.
Selain itu, ia tertarik untuk mempelajari hubungan internasional (HI) serta memanfaatkan pengalaman unik yang bisa ia dapatkan di Kampus Hijau ini.
Unila terbukti menjadi pilihan tepat bagi Muzamil karena program beasiswa universitas untuk mahasiswa Afghanistan, kurikulum akademik yang sangat baik, dan peringkat tinggi di Indonesia.
Muzamil mengakui, semangatnya untuk memberikan dampak positif bagi dunia mendorongnya untuk memilih jurusan Hubungan Internasional.
Berasal dari negara yang rusak akibat perang, baginya, HI merupakan jalur untuk mempromosikan perdamaian, memajukan hak asasi manusia, memerangi kemiskinan, dan menyelesaikan konflik global.
Muzamil sangat bersemangat untuk membawa isu penting tentang kesetaraan pendidikan di negaranya ke muka dunia. Ia berharap banyak anak muda yang memiliki semangat yang sama dengan dirinya.
Dengan ilmu yang diperoleh di Unila, Muzamil ingin berkontribusi dalam menyelesaikan konflik dan mempromosikan kerja sama internasional.
“Mempelajari HI telah menggugah minat saya untuk memahami isu-isu global dan mendapatkan wawasan tentang diplomasi, resolusi konflik, dan tata kelola global,” jelasnya.
Muzamil memiliki tujuan untuk bekerja secara global setelah menyelesaikan studinya di Unila. Ia ingin memberikan dampak positif bagi dunia dengan mempromosikan perdamaian, memajukan hak asasi manusia, dan memerangi kemiskinan.
Melihat prospek karier yang menjanjikan di bidang hubungan internasional, Muzamil meyakini, pendidikan yang ia dapatkan di Unila akan membantunya mencapai tujuan tersebut.
Selain faktor akademik, faktor budaya dan lingkungan di Indonesia mempengaruhi keputusan Muzamil dalam memilih HI. Warisan budaya Indonesia, populasi yang beragam, dan tradisi keterlibatan global menciptakan lingkungan ideal untuk mempelajari HI.
Unila juga menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan kesempatan keterlibatan yang mendukung minat Muzamil di bidang HI. Program-program yang berfokus pada kepemimpinan dan diplomasi memungkinkan dia untuk mengembangkan keterampilannya dan memperluas perspektifnya.
Sebagai seorang mahasiswa internasional, Muzamil menghadapi tantangan awal dalam mengatasi kendala bahasa karena kuliah di Unila menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, ia berhasil mengatasi kendala tersebut dengan mengikuti kursus bahasa dan berinteraksi dengan teman-teman lokal.
Muzamil memiliki harapan dan rencana yang tinggi setelah lulus dari Unila. Ia bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan masternya di universitas terbaik di dunia dan mendirikan asosiasi pemuda global.
Asosiasi ini akan berfokus pada promosi pertukaran budaya, pemberdayaan generasi muda, dan pengembangan keterampilan kepemimpinan melalui berbagai program.
Muzamil mengakui, Unila telah berdampak besar pada cita-cita dan kariernya. Unila telah membekalinya dengan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman yang diperlukan untuk masa depannya.
Ia juga memuji kualitas luar biasa para dosen Unila dan kerja sama yang tinggi, yang meninggalkan kesan mendalam baginya.
Muzamil berpesan kepada mahasiswa Unila agar tetap bersemangat menempuh pendidikan dan melakukan perubahan, mulai dari hal-hal kecil dengan niat untuk kemaslahatan umat.*