Bandar Lampung – Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatro) Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Nasional Electrical Engineering In Action (EEA) 2025 bertemakan “Bangkit Bersama Teknologi Mewujudkan Indonesia Cerdas, Bersih Energi, Berliterasi Digital, dan Siap Menghadapi Era Kecerdasan Buatan”, pada Sabtu, 4 Oktober 2025, di Gedung Serbaguna (GSG) Unila.
Seminar nasional ini merupakan acara puncak dari EEA 2025 yang sebelumnya telah menyelenggarakan berbagai perlombaan yang ditujukan untuk sekolah menengah pertama (SMP) hingga masyarakat umum.
Acara dihadiri oleh Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., Asean Eng., Dekan FT Unila Dr. Eng. Helmy Fitriawan, S.T., M.Sc., Ketua Jurusan Teknik Elektro Dr. Herlinawati, S.T., M.T. dan secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Lampung Ganjar Jationo, S.E., M.AP. mewakili Gubernur Lampung.
Rektor Unila sangat mengapresiasi dan mendukung penuh terselenggaranya seminar nasional ini sebagai wujud generasi muda dalam menjawab tantangan di era ini.
“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh sebagai ajang berbagi ilmu dan gagasan sebagai wujud nyata kontribusi generasi muda, khususnya mahasiswa dalam menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 dan menuju society 5.0,” ujarnya dalam sambutan.
Mengangkat isu relevan tentang tantangan globalisasi terhadap pesatnya perkembangan teknologi digital, serta tuntutan akan transisi energi bersih dan berkelanjutan.
Seminar Nasional ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yaitu Reiner Nathaniel selaku Ketua Umum Society of Renewable Energy (SRE) Indonesia dan Sandy Kristian sebagai Influencer serta talent kompetisi kecerdasan Clash of Champions (CoC) Season 2 yang diselenggarakan oleh Ruangguru.
Sebagai narasumber pertama, Reiner Nathaniel memaparkan materi seputar pentingnya energi terbarukan untuk Indonesia.
Dalam pemaparanya disampaikan bahwa generasi muda siap untuk menghadapi transisi energi dengan melalui empat tahap, yaitu awareness, theoretical understanding, practical experience, dan terakhir synthesis.
Acara tidak kalah meriah saat sesi pemateri kedua, yaitu Sandy Kristian yang memaparkan materi seputar digital literacy & Artificial Intelligence (AI).
“Era saat ini, pengguna AI harus safe, smart, dan strategic. AI hanya sebagai assistant tentu harus bijak dan benar dalam penggunaanya.”ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta, khususnya mahasiswa, dapat mulai mengembangkan literasi digital serta kesiapan menghadapi era kecerdasan buatan dengan cara yang bertanggung jawab, kritis, dan beretika.
“AI won’t replace humans, but humans with AI will replace humans without AI,” tutup Sandy dalam pesan nya. (*)







