BANDAR LAMPUNG – Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila), resmi meraih akreditasi unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM PTKes), untuk Program Studi (Prodi) Sarjana Kedokteran dan Program Pendidikan Profesi Dokter.
Pencapaian tersebut, menjadi tonggak penting dalam upaya Fakultas Kedokteran Unila untuk memperkuat mutu pendidikan, dan mewujudkan visi sebagai institusi kesehatan berstandar global.
Dekan Fakultas Kedokteran Unila, Dr. dr. Evi Kurniawaty, M.Sc mengatakan, proses akreditasi mencakup penilaian komprehensif, mulai dari asesmen internal hingga evaluasi terhadap jejaring rumah sakit pendidikan mitra seperti Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung, RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo, serta institusi lain termasuk PTPN.
Tim asesor LAM PTKes yang terdiri dari lima orang melakukan asesmen lapangan selama tiga hari mulai 6-9 Mei 2025. Asesmen meliputi kesiapan infrastruktur, kualitas SDM, keterlibatan alumni, serta hubungan dengan stakeholder di bidang kesehatan.
“Kami menerima surat hasil akreditasi melalui pos. Saat membukanya dan melihat hasilnya unggul, kami semua menangis haru, karena ini adalah validasi atas kerja keras kolektif seluruh sivitas akademika,” kata Dr. dr. Evi Kurniawaty dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).
Menurutnya, transformasi besar terjadi diberbagai sektor, mulai dari peningkatan jumlah dan kualifikasi tenaga pendidik, perbaikan sarana dan prasarana, hingga modernisasi laboratorium dan alat pembelajaran.
Dukungan pendanaan dari APBN melalui skema PR PTN dan hibah Asian Development Bank (ADB), turut memperkuat kapasitas riset serta pengembangan Rumah Sakit Pendidikan Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Unila.
“Pembangunan RSPTN dengan dukungan bank dunia dan ADB, merupakan bukti kesiapan Fakultas Kedokteran Unila untuk menjadi institusi mandiri, yang menyelenggarakan pendidikan dan layanan kesehatan berbasis riset,” ujar dokter Evi Kurniawaty.
Selain itu, Fakultas Kedokteran Unila juga aktif dalam mengembangkan jejaring internasional. Hal ini dibuktikan sejak raihan akreditasi internasional dari lembaga Jerman pada November 2024, Fakultas Kedokteran Unila menjalin terus menjalin kerja sama dengan universitas ternama global.
Kemudian beberapa langkah yang dilakukan meliputi program mobilitas mahasiswa dan dosen, asistensi riset internasional, serta seminar lintas negara, juga turut menjadi bagian dari strategi globalisasi kampus.
Meski telah meraih status unggul, Evi Kurniawaty menegaskan, hal ini bukan titik akhir. Akreditasi Unggul adalah pijakan awal untuk terus tumbuh dan berinovasi, sehingga semangat kolektif harus terus dijaga,” tegasnya.
“Kami apresiasi tinggi kepada seluruh pimpinan universitas, terutama Rektor Unila beserta jajarannya. Dukungan dan harmonisasi dari pimpinan universitas, memainkan peran kunci dalam tercapainya akreditasi unggul ini,” tegas Evi Kurniawaty.
Menurut Evi, tanpa adanya sinergi dan dukungan penuh dari pimpinan universitas, Fakultas Kedokteran Unila bukanlah apa-apa, karena kebijakan yang responsif, perhatian terhadap pengembangan sumber daya, serta koordinasi yang harmonis dari Rektor Unila dan jajarannya adalah fondasi keberhasilan tersebut.
Selain itu, Fakultas Kedokteran Unila juga akan terus menjunjung tinggi semangat kolaborasi tersebut, demi kemajuan institusi dan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia. (*)